10 Kriteria Kinerja Orang Yang Pantas Menjadi Manajer

Jika ada pertanyaan, “Apakah yang membuat seseorang berhak mendapat promosi jabatan ?” Bisa saja jawabannya sangat beragam. Akan ada berbagai pemikiran yang masing-masing akan dipertahankan dalam mengukur kinerja seseorang yang pantas menjadi manajer. Masing-masing memberikan jawaban yang biasanya bersumber dari pengalaman pribadi dan pengaruh dari para manajer kita, atau berdasarkan kepentingan kita.

Barangkali dari berbagai jawaban yang ada, jika seseorang yang dianggap pantas menduduki sebuah jabatan adalah, “Tanyakan kepada orang-orang di lingkungan kerjanya, atau orang-orang yang pernah bekerja sama dengannya, apakah dia pantas untuk jabatan itu ?”. Sebuah jawaban yang berani, sangat menantang seolah berkata, “Dia telah menunjukkan bahwa dia sudah bekerja dengan kualitas seorang manajer, tinggal apakah pimpinan melihat dan mengakuinya atau tidak !”

Kriteria yang pantas seseorang menjadi manajer secara garis besar seharusnya adalah kinerja. Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana mengukur kinerja seseorang untuk mengetahui apakah dia pantas menjadi manajer?

10 Kriteria Manajer Handal

Dari berbagai referensi para praktisi manajemen percaya bahwa ada beberapa ukuran yang dapat dilihat dan dirasakan untuk menguji seseorang pantas atau tidak menjadi seorang manajer, seperti berikut ini:

1. Bersedia bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil

Manajer ditunjuk dan dipilih untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, terhadap hasil kerja tim yang dipimpinnya, dan karena itulah mereka dibayar jauh lebih mahal dari pegawai biasa. Tidak ada manusia sempurna, dan setiap kita pasti melakukan kesalahan. Manajer yang baik akan mengambil tanggung jawab atas kesalahan dan kegagalan timnya kemudian meletakkannya sebagai kegagalannya pribadi, dan memperbaiki mekanisme kerja untuk memastikan bahwa kesalahan serupa tidak akan terjadi lagi di masa mendatang, tidak semata-mata dengan cara mengganti anggota tim, apalagi meletakkan tangung jawab pada timnya

2. Berani mengambil risiko

Apakah kita termasuk orang yang begitu takut untuk mengambil keputusan atau dihantui risiko yang akan kita hadapi jika salah mengambil keputusan ? Atau kita hanya mau melibatkan diri dalam pengambilan keputusan yang telah kita perhitungkan dan yakini berisiko rendah ? Atau kita selalu merasa bahwa apapun keputusan kita maka kita ditempatkan pada posisi yang rentan risiko ? Adalah masalah besar bagi kinerja organisasi jika ternyata kita adalah pengambil keputusan didalamnya. Bukankah organisasi ini harus bekerja berdasarkan putusan-putusan para manajernya, dan bukankah perhitungan dan pengendalian risiko merupakan menu sehari-hari dalam dunia manajemen dan kepemimpinan ?

3. Tetap tenang dan stabil dalam tekanan

Ketika institusi dihadapkan pada permasalahan besar, maka tim akan berpaling kepada pimpinannya untuk mencari arahan. Hal ini adalah keniscayaan karena pimpinan lah tempat yang diharapkan, dan seharusnya, menjadi kunci penyelesaian masalah. Kemana lagi tim bertanya, berharap dan berlindung kalau bukan pada pemimpinnya ? Pada saat seperti itulah orang yang bisa bersikap tenang akan lebih mampu menemukan solusi bagi permasalahan yang dihadapi, bukan orang yang seperti berteriak ’langit akan runtuh menimpa kita !’. Para pegawai akan sangat senang bekerja dengan manajer yang selalu mampu melihat dan mengajak timnya melihat ’cahaya di ujung lorong gelap’.

4. Tetap nyaman di luar kemampuan teknis kita

Dalam lingkungan kerja yang padat teknologi, seorang Programmer mungkin sangat superior ketika mengembangkan aplikasi yang efisien, tapi belum tentu dia mampu dengan efektif mengumpulkan, menganalisis, dan menerjemahkan kebutuhan bisnis dengan baik, atau bagaimana menghitung besaran investasi dari sistem yang sedang dikembangkannya, dia perlu bantuan orang lain. Kebutuhan akan bantuan orang lain dalam menyelesaikan permasalahan ini berlaku umum di setiap bidang teknis penugasan / pekerjaan. Merasa nyaman dengan keterbatasan pengetahuan merupakan sikap yang sangat diharapkan dari seorang manajer. Manajer yang baik tidak perlu merasa cemas atau khawatir terlihat bodoh ketika dia berhadapan dengan lingkungan yang secara teknis tidak dikuasainya, tapi dengan senang hati dia akan mendengarkan masukan dari orang-orang yang lebih memahami persoalan untuk kemudian disaring dan diputuskan sesuai dengan otoritasnya.

5. Menghargai pekerjaan dan kontribusi orang lain

Pernahkah kita memperhatikan berapa kali kita saling memberi selamat atas kesuksesan rekan se-tim kita ? Lingkungan bisnis yang kompetitif saat ini, sangat sulit membayangkan ada seseorang yang bekerja tanpa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain. Manajer harus mampu menghargai pekerjaan orang lain dan meletakkan keberhasilan itu sebagai prestasi dari setiap anggota timnya, bukan prestasi pribadinya. Pemahaman bahwa sukses manajer terletak pada prestasi dan kontribusi orang lain, dan perasaan nyaman mengakui kontribusi orang lain dalam suksesnya adalah modal yang sangat berharga untuk menjadi manajer yang baik. Dan sebaliknya, mengklaim semua keberhasilan sebagai kontribusi kita adalah perilaku yang harus dijauhkan dari pemikiran kita.

6. Mendengar dan berkomunikasi dengan efektif

Bisakah Anda membayangkan bekerja dengan manajer yang hampir selalu mengiyakan berbagai usulan dan masukan, untuk kemudian mengabaikannya dan memutuskan hal yang jauh berbeda dengan harapan. Atau berhadapan dengan manajer yang tidak mau mendengar masukan dari orang lain ? Mungkin kita akan dibuat frustrasi karenanya. Barangkali kita sepakat bahwa seorang manajer terhebat pun tidak akan mampu menangani semua masalah dengan caranya sendiri, dengan kemampuannya sendiri. Oleh karena itu manajer dituntut untuk mampu mendengar dan memahami permasalahan yang dihadapi, sambil mendiskusikan kunci-kunci solusi yang applicable untuk menanganinya untuk memastikan bahwa tim yang dipimpinnya telah bekerja dengan benar.

7. Mampu meyakinkan orang lain

Jika di lingkungan Anda ada orang-orang yang sering (atau selalu) dimintai pendapat, atau orang-orang yang Anda rasa memberikan kenyamanan ketika Anda mendiskusikan masalah pekerjaan Anda, pastikan Anda tidak berada jauh-jauh dari orang-orang tersebut karena mungkin dia adalah manajer yang dapat diandalkan. Kemampuan untuk memberikan pengaruh positif, terlebih lagi tanpa otoritas formal, adalah indikator yang sangat baik untuk mengenali bahwa dalam tim Anda ada orang -orang yang berpotensi menjadi manajer yang baik. Tapi ingat, meyakinkan orang lain bukan berarti mengintervensi bidang tugas orang lain atau bahkan mengambil otoritas pekerjaan orang lain.

8. Memperlakukan pujian dan kritik secara seimbang

Manajer harus selalu memandang peluang kedepan untuk untuk merencanakan langkah perbaikan lanjutan dan sesering mungkin melihat kebelakang untuk mempelajari semua faktor kesuksesan dan kegagalan untuk memastikan bahwa semua kesalahan manajerial yang dilakukannya tidak akan terulang. Barangkali semua orang sangat terbuka terhadap pengakuan dan pujian atas keberhasilannya, tapi mampukah dengan lapang dada menerima kritik, atau bahkan cacian, atas ketidak tepatan dan kesalahan kita dalam mengambil keputusan dan menjadikannya bahan introspeksi ?

9. Kemampuan beradaptasi yang tinggi

Pepatah menyatakan, bahwa perubahan adalah satu-satunya yang pasti di dunia ini. Manajer yang baik tidak akan memaksakan diri untuk menggunakan roadmap yang kaku jika tidak ingin kinerja jangka panjang organisasinya terganggu karena perubahan lingkungan. Manajer harus mampu dengan cepat beradaptasi dengan perubahan dan memastikan penanganan terbaik, sehingga organisasi selalu berada dalam sisi positif dalam setiap perubahan.

10. Enerjik

Semangat kerja yang tinggi biasanya akan mampu mempengaruhi lingkungannya untuk bekerja lebih bersemangat. Seorang manajer kadang harus mampu mendorong timnya agar bekerja sedikit di atas kapasitas normalnya, terutama ketika tim dihadapkan pada pekerjaan besar, dan ini akan membawa pengaruh positif dalam jangka panjang. Meskipun demikian, memperlakukan setiap pekerjaan sebagai pekerjaan ‘besar’ juga bukan pendekatan yang tepat karena timnya akan kehabisan stamina, mungkin justru ketika kinerjanya sangat dibutuhkan.

Sepuluh ukuran di atas dapat dengan mudah kita gunakan untuk mengenali dan mengukur diri dan orang-orang di sekitar kita. Barangkali Anda akan mendahulukan integritas yang tinggi, kemampuan teknis, loyalitas pada atasan atau bahkan pendidikan formal sebagai ukuran, atau bahkan menambahkan banyak lagi ukuran lainnya.

 

Kriteria Menjadi Manajer Handal Dan Sukses – Lentera Bisnis

Recommended For You

About the Author: Lentera Bisnis

Wiraswata bebas yang nggak mau terikat ikut berbagi informasi pengetahuan bisnis berdasarkan pengalaman dan dari sumber terpercaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *