Profil PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang utama jasa angkutan udara niaga. PT Garuda Indonesia merupakan perusahaan penerbangan sipil pertama di Indonesia yang didirikan berdasarkan akta No. 137 tanggal 31 Maret 1950 dari notaris Raden Kadiman.

Pada tahun 1956, untuk pertama kalinya maskapai penerbangan Indonesia membawa penumpang jamaah Haji ke Mekkah sebagai manifestasi dari perkembangan Perseroan dan memasuki kawasan Eropa pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam.

Berdasarkan Akta No. 8 tanggal 4 Maret 1975 dari Notaris Soeleman Ardjasasmita, S.H., PT Garuda Indonesia Tbk berubah menjadi Persero dari Perusahaan yang awalnya merupakan Perusahaan Negara.

Perubahan ini menandai titik penting dalam sejarah Perseroan di mana terjadi revitalisasi dan restrukturisasi terhadap seluruh struktur Perseroan dan kegiatan operasional guna memasuki era persaingan terbuka industri penerbangan baik di kalangan nasional maupun internasional.

Sejarah Singkat PT Garuda Indonesia

Pada 26 Januari 1949 Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dengan menyewakan pesawat yang dinamai “Indonesian Airways” dari pemerintah Burma sebagai angkutan penerbangan sipil. Indonesian Airways menjadi penerbangan komersial pertama yang dikelola Indonesia.

Namun hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949 mengakibatkan peran “Indonesian Airways” yang merupakan inisiatif AURI berakhir. Semua pesawat dan fungsinya dikembalikan kepada AURI ke dalam formasi Dinas Angkutan Udara Militer. Sedangkan untuk penerbangan sipil diambil alih oleh maskapai KLM-IIB (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij- Inter-Insulair Bedrijf).

Maskapai KLM-IIB merupakan anak perusahaan KLM setelah mengambil alih maskapai swasta K.N.I.L.M (Koninklijke Nederlandshindische Luchtvaart Maatschappij) yang sudah eksis sejak 1928 di era Hindia Belanda. Dengan ditandatanganinya perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) maka Belanda wajib menyerahkan seluruh kekayaan pemerintah Hindia Belanda kepada pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) termasuk maskapai KLM-IIB.

Pada 21 Desember 1949 dilaksanakan perundingan lanjutan dari hasil KMB antara pemerintah Indonesia dengan maskapai KLM mengenai berdirinya sebuah maskapai nasional. Presiden Soekarno memilih dan memutuskan “Garuda Indonesian Airways” (GIA) sebagai nama maskapai ini.

Mengingat pada tahun-tahun awal maskapai ini beroperasi, pesawat Garuda diterbangkan oleh pilot-pilot KLM karena pada waktu itu belum ada tenaga pilot dan teknisi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, KLM bersedia menempatkan sementara stafnya untuk tetap bertugas sekaligus melatih para staf udara Indonesia.

Pada masa peralihan ini Direktur Utama pertama GIA merupakan orang Belanda, Dr. E. Konijneburg. Armada pertama GIA pertama pun merupakan peninggalan KLM-IIB dan bukan armada “Indonesian Airways” milik AURI.

Penerbangan perdana Garuda Indonesia Airways (GIA) pada tanggal 28 Desember 1949, sehari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia (RI) oleh Belanda. Dua buah pesawat Dakota (DC-3) berangkat dari bandar udara Kemayoran, Jakarta menuju Yogyakarta untuk menjemput Soekarno pulang ke Jakarta yang sekaligus menandai perpindahan kembali Ibukota RI ke Jakarta. Sejak saat itulah GIA terus berkembang hingga dikenal sekarang sebagai Garuda Indonesia.

Setahun kemudian, di tahun 1950, Garuda Indonesia menjadi perusahaan negara. Pada periode tersebut, Garuda Indonesia mengoperasikan armada dengan jumlah pesawat sebanyak 38 buah yang terdiri dari 22 DC-3, 8 Catalina kapal terbang, and 8 Convair 240.

Mulai tahun 1951, Garuda Indonesian Airways merekrut calon penerbang anak bangsa untuk mengikuti pendidikan penerbang. Tepatnya pada tanggal 15 Januari 1951 Kementerian Perhubungan Bagian Penerbangan Sipil dengan pengumuman No. 492.017/3.27.51 mengajak para pemuda untuk dididik menjadi penerbang sipil. Setelah melewati seleksi, para calon penerbang diberangkatkan ke sekolah penerbang pertama di Tanah Air yang bernama Akademi Penerbangan Indonesia (API) yang berlokasi di Curug, Banten.

Armada Garuda Indonesia terus bertambah dan akhirnya berhasil melaksanakan penerbangan pertama kali ke Mekah membawa jemaah haji dari Indonesia pada tahun 1956. Tahun 1965, penerbangan pertama kali ke negara-negara di Eropa dilakukan dengan Amsterdam sebagai tujuan terakhir.

Jejak Langkah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

1949 – Penerbangan perdana pesawat komersial cikal bakal Garuda Indonesia.

1950 – Garuda Indonesia didirikan dengan nama Garuda Indonesian Airways N.V.

1956 – Garuda Indonesian Airways  membawa penumpang jamaah Haji ke Mekkah.

1965 – Garuda Indonesian Airways memasuki kawasan Eropa dengan tujuan akhir Amsterdam.

1975 – PT Garuda Indonesia berubah menjadi Persero dari Perusahaan Negara.

1985 – Garuda Indonesia mulai menggunakan logo “Modern Bird Symbol”.

2008 – Garuda Indonesia menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA), sertifikasi keamanan dan keselamatan penerbangan yang diakui secara internasional.

2010 – Garuda Indonesia dinobatkan menjadi “4-Star Airline” dan “The World’s Most Improved Airline” oleh Skytrax.

2011 – Pencatatan Saham perseroan di Bursa Efek Indonesia pada 11 Februari 2011 dengan kode saham: GIAA

2014 – Garuda Indonesia bergabung dengan SkyTeam Global Alliance serta menerima penghargaan “The World’s Best Cabin Crew” dan memperoleh kehormatan tertinggi untuk menjadi satu dari tujuh 5-Star Airline di dunia.

2016 – Garuda Indonesia memperbarui sertifikasi sebagai maskapai Indonesia pertama dan satusatunya yang menjadi bagian 5-Star Airline di dunia. Selain itu, Garuda Indonesia juga kembali dinobatkan sebagai “The World’s Best Cabin Crew” untuk ketiga kalinya secara berturutturut serta berhasil meraih predikat “The World’s Most Loved Airline”.

2017 – Menetapkan Sky Beyond 3.5 sebagai strategi jangka panjang Perseroan dengan visi “Bringing Indonesian Hospitality to the World” serta berhasil mempertahankan “The World’s Best Cabin Crew” untuk keempat kali berturut-turut.

armada PT garuda indonesia

Usaha Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

  1. Angkutan udara niaga berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;
  2. Jasa angkutan udara niaga tidak berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;
  3. Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
  4. Jasa penunjang operasional angkutan udara niaga, meliputi katering dan ground handling baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
  5. Jasa layanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
  6. Jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri penerbangan;
  7. Jasa layanan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
  8. Jasa layanan kesehatan personil penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga.

Kepemilikan: Pemerintah Negara Republik Indonesia: 60,5%, PT Trans Airways: 25,6%, Masyarakat (kepemilikan di bawah 2%): 13,9%

Jumlah armada per 31 Desember 2017. Jumlah Rute Penerbangan 68 destinasi (116 rute) domestik dan 20 destinasi (37 rute) internasional

Kantor Pusat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Office Gedung Garuda Indonesia

Jl. Kebon Sirih No. 46A Jakarta 10110, Indonesia

Kantor Manajemen 

Gedung Manajemen Garuda Indonesia

Garuda City Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang – 15111, Indonesia

 

Profil PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Recommended For You

About the Author: Lentera Bisnis

Wiraswata bebas yang nggak mau terikat ikut berbagi informasi pengetahuan bisnis berdasarkan pengalaman dan dari sumber terpercaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *