Bitung Sebagai Pintu Gerbang Perdagangan Indonesia Timur

Bitung, Pintu Gerbang Indonesia Timur

Kota Bitung adalah salah satu kota yang ada di provinsi Sulawesi Utara, berjarak kurang lebih 40 kilometer dari ibu kota Sulawesi Utara, Manado atau satu jam perjalanan dari Bandara Sam Ratulangi ke kota Bitung. Bitung terletak di timur laut Tanah Minahasa dan menjadi kota yang cukup maju karena didukung oleh pelabuhan yang cukup besar dan banyaknya industri perikanan dan kelapa.

Wilayah Bitung merupakan wilayah daratan di kaki pegunungan karena diapit oleh gunung Dua Bersaudara dan pulau Lembeh. Pulau Lembeh yang menjadi pelindung Bitung dari ancaman Shunami juga mempunyai potensi wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi baik wisatawan asing maupun mancanegara.

Bitung, Pintu Gerbang Indonesia Timur

Sebagai kota yang sedang berkembang, Bitung menjadi wilayah yang paling strategis untuk kegiatan perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri, maka tidak salah kalau pemerintah telah menetapkan Bitung sebagai pintu gerbang wilayah Indonesia timur.

Wilayah Bitung sangat strategis dan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan wilayah lain, contohnya letak Bitung di ujung utara Indonesia menjadikan jalur perdagangan menuju Philipina, Thailand, Cina, bahkan Amerika menjadi lebih dekat dan singkat jika melalui Bitung.

Untuk mewujudkan terlaksananya kegiatan ini tentunya membutuhkan koordinasi yang aktif dan intensif antara pihak Pemerintah Daerah (Pemda) maupun instansi terkait lainnya yang memfokuskan diri pada kegiatan tersebut.

Namun, sampai saat ini pelaku bisnis belum banyak yang melirik Bitung atau Indonesia Timur sebagai pusat bisnis mereka. Semua komoditi baik impor maupun ekspor masih disuplay dari Jawa dan Makassar, padahal secara geografis Bitung sangat strategis karena letaknya yang lebih dekat dengan negara tetangga.

Pelabuhan Bitung

Industri terbesar di Bitung adalah pengolahan ikan dan kelapa, sedangkan industri perkapalan hanya berupa docking saja kalaupun ada pembuatan hanya untuk kapal kecil. Kelapa pun ada yang sawit dan ada pula kopra. Dari industri tersebut dapat digambarkan kalau kegiatan perdagangan khususnya ekspor impor berkembang tiap tahunnya dan perlu didukung dengan pelayanan yang prima agar industri tersebut dapat terus maju dan berkembang.

Untuk itulah pelabuhan Bitung cukup strategis dan dapat dimanfaatkan khususnya untuk wilayah Sulawesi Utara, Ambon, dan Papua. Komunikasi secara intensif ke berbagai pihak agar pelabuhan Bitung dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk kegiatan ekspor impor dan menjadikan Bitung sebagai pintu gerbang Indonesia Timur untuk perdagangan baik dalam maupun luar negeri.

Dengan ditunjuknya pelabuhan Bitung sebagai pintu masuk barang impor dan pintu keluar barang ekspor di Indonesia Timur baik itu Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua yang masuk dalam program pemerintah untuk melakukan pemerataan pembangunan ekonomi dan penurunan biaya logistik, dan berharap pelaku bisnis dapat mengambil peluang tersebut untuk membangun Indonesia Timur.

Namun demikian, kondisi ini belum banyak dimanfaatkan oleh pengusaha di wilayah timur Indonesia. Sebenarnya untuk wilayah Sulawesi Utara, Ambon, dan Papua sangat efektif dan efisien sekali jika ekspor impor mereka melalui Bitung, selain lebih cepat mereka juga dapat menghemat biaya operasional karena tidak perlu lewat Makassar atau Jawa.

Jika usaha mewujudkan pelabuhan Bitung sebagai pintu gerbang Indonesia Timur terus dilakukan, pengawasan juga akan dilaksanakan secara intensif. Kerawanan di wilayah Bitung termasuk kategori tinggi karena selain sebagai salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia Timur, juga berbatasan langsung dengan negara Filipina.

Upaya pengawasaan yang dilakukan dengan rutin patroli laut sebagai usaha mengantisipasi kegiatan ilegal, baik itu impor maupun ekspor. Karena di sekitar pelabuhan Bitung juga banyak terdapat pelabuhan tikus yang kerap di singgahi oleh pumpboat atau kapal laut pembawa barang milik masyarakat sekitar yang membawa kelapa atau lainnya yang nantinya akan dibarter dengan produk dari Filipina seperti minuman kaleng, gula, dan lain sebagainya. Jadi kegiatan barter di tengah laut Bitung masih sering terjadi.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung

Terkait dengan perkembangan industri di Bitung, saat ini juga telah dibentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung yang digunakan sebagai zona industri, zona logistik, dan zoba pengolahan ekspor. Dengan adanya KEK ini menjadi salah satu daya tarik invenstor untuk membangun industri di Bitung, bahkan di wilayah Likupang Minahasa Utara kini sedang diusulkan untuk menjadi KEK pariwisata

Selain menjadi kota industri di timur Indonesia, Bitung juga memiliki potensi pariwisata yang cukup besar khususnya wisata bawah air yang ada di Selat Lembeh untuk wisata snorkling dan diving. Maka tak heran kalau daerah tersebut terdapat penginapan atau tempat singgah (resort) untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Adanya potensi wisata yang besar ini tentunya mendapat dukungan penuh dari Bea Cukai Bitung, khususnya untuk penerbitkan perijinan NPPBKC untuk resort yang menjual MMEA.

 

Bitung Sebagai Pintu Gerbang Perdagangan Indonesia Timur

Recommended For You

About the Author: Lentera Bisnis

Wiraswata bebas yang nggak mau terikat ikut berbagi informasi pengetahuan bisnis berdasarkan pengalaman dan dari sumber terpercaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *